Nama : Rudi Rahmat, NPM : 19414841, kelas : 3IB06
1. Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
Metode ini untuk membuat peringkat usulan
investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang
dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang
dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang
biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama
dengan nol.
IRR yang merupakan
indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu
proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of
return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan
investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau
tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang
dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return (MARR) . MARR adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
Dengan rumus umum sebagai berikut :
Penerimaan
atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR
dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila
IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek
tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.
IRR adalah nilai discount rate i yang
membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Discount rate yang dipakai
untuk mencari present value dari suatu benefit/biaya harus senilai
dengan opportunity cost of capital seperti terlihat dari sudut pandangan
si penilai proyek. Konsep dasar opportunity cost pada hakikatnya
merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai alternatif terbaik untuk
dapat memperoleh sesuatu hasil dan manfaat atau dapat pula menyatakan
harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya.
Aplikasi IRR,
arus kas setiap tahun jumlahnya sama.
Soal 1 :
|
||||||||
Suatu pabrik
mempertimbangkan ususlan investasi sebesar Rp. 130.000.000 tanpa nilai sisa
|
||||||||
dapat
menghasilkan arus kas per tahun Rp. 21.000.000 selama 6 tahun.
|
||||||||
Diasumsikan
RRR sebesar 13 %, hitunglah IRR!
|
Dicoba dengan faktor diskonto 10 %...
|
||
NPV = (Arus
kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal
|
||
NPV =
|
(21.000.000 x 5.8979) - 130.000.000
|
|
NPV =
|
Rp 659.000,00
|
Dicoba dengan faktor diskonto 12 %
|
||
NPV = (Arus
kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal
|
||
NPV =
|
(21.000.000 x 5,7849 ) - 130.000.000
|
|
NPV =
|
RP -6.649.000,00
|
Karena NPV
mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00...
|
|||||
Artinya
tingkat diskonto antara 10% sampai 12%, untuk menentukan ketepatannya
dilakukan Interpolasi sbb :
|
|||||
Selisih
Bunga
|
Selisih PV
|
Selisih PV
dengan OI
|
|||
10%
|
130659000
|
130659000
|
|||
12%
|
123351000
|
130000000
|
|||
2%
|
7308000
|
659000
|
|||
IRR =
|
10% +
(659.000/7.308.000) x 2%
|
IRR =
|
10,18%
|
Kesimpulan :
|
|
Proyek
investasi sebaiknya ditolak
|
|
Karena IRR
< 13 %
|
Aplikasi IRR,
arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama.
Soal 2 :
|
|||
Perusahan
Zamanria sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi
|
|||
senilai Rp.
150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
|
|||
Arus kas
yang dihasilkan :
|
|||
Tahun 1
adalah Rp. 60.000.000
|
|||
Tahun 2
adalah Rp. 50.000.000
|
|||
Tahun 3
adalah Rp. 40.000.000
|
|||
Tahun 4
adalah Rp. 35.000.000
|
|||
Tahun 5
adalah Rp. 28.000.000
|
|||
Jika
diasumsikan RRR = 10 % berapakah IRR?
|
Jawab :
Dicoba
dengan faktor diskonto 16%
|
|
Tahun 1 arus
kas = Rp.60.000.000 x 0,8621
|
Rp.51.726.000
|
Tahun 2 arus
kas = Rp.50.000.000 x 0,7432
|
Rp37.160.000
|
Tahun 3 arus
kas = Rp.40.000.000 x 0,6417
|
Rp25.668.000
|
Tahun 4 arus
kas = Rp.35.000.000 x 0,5523
|
Rp19.330.500
|
Tahun 5 arus
kas = Rp.28.000.000 x 0,6419
|
Rp17.973.200
|
Total PV
|
Rp100.131.700
|
Investasi Awal
|
Rp150.000.000
|
Net Present Value
|
-Rp49.868.300
|
Dicoba
dengan faktor diskonto 10%
|
|
Tahun 1 arus
kas = Rp.60.000.000 x 0,9090
|
54540000
|
Tahun 2 arus
kas = Rp.50.000.000 x 0,8264
|
Rp41.320.000
|
Tahun 3 arus
kas = Rp.40.000.000 x 0,7513
|
Rp30.052.000
|
Tahun 4 arus
kas = Rp.35.000.000 x 0,6830
|
Rp23.905.000
|
Tahun 5 arus
kas = Rp.28.000.000 x 0,6209
|
Rp17.385.200
|
Total PV
|
Rp167.202.200
|
Investasi Awal
|
Rp150.000.000
|
Net Present Value
|
Rp17.202.200
|
Perhitungan
interpolasi :
|
||
Selisih
Bunga
|
Selisih PV
|
Selisih PV
dengan Investasi Awal
|
10%
|
Rp167.202.200
|
Rp167.202.200
|
16%
|
Rp100.131.700
|
Rp150.000.000
|
6%
|
Rp67.070.500
|
Rp17.202.200
|
IRR=
|
10% +
(Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %
|
|||
IRR=
|
11,5388 %
|
|||
Kesimpulan :
|
||||
Usulan
proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR > 10%
2. Contoh Soal dan Pembahasan Net Presen Value (NPV)
NET PRESENT VALUE (NPV)
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital
sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang
diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat
ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya
investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV
mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Menurut Kasmir (2003:157) Net Present
Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV
kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan menurut
Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV) merupakan net benefit yang
telah di diskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.
(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap
arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada
biaya modal proyek,
(2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
(3) Jika NPV adalah positif, maka proyek
harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus
ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive,
maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus
kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang
diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas
modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut
menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang
dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham
perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money).
–> Maka sebelum
penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau
menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas
keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
(1) Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
(2) Informasi terebut haruslah didasarkan
atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek. Jadi harus
diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan tanpa
proyek. Hal ini penting sebab pada proyek pengenalan produk baru, bisa
terjadi bahwa produk lama akan “termakan” sebagian karena kedua produk
itu bersaing dalam pemasaran,
(3) Aliran kas ke luar haruslah tidak
memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan
dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk
sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk
penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di
dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan
ganda.
Daftar pustaka :
https://kelincicoklatdiary.wordpress.com/2010/10/14/net-present-value-npv-dan-internal-rate-of-return-irr/
http://diceritaken.blogspot.co.id/2013/05/interest-rate-return.html
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar